KlikParigi.id – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, menargetkan penurunan angka stunting menjadi 8,7 persen pada tahun 2025. Angka ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 9,8 persen.
Namun, target tersebut belum tercapai. Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parigi Moutong, Irwan, mengatakan terdapat sejumlah kendala yang menghambat pencapaian target tersebut.
“Kami sudah berupaya maksimal, tetapi target belum bisa dicapai,” ujar Irwan saat ditemui usai mengikuti penilaian konvergensi stunting tingkat Provinsi di ruang kerja Bupati, Rabu (7/5/2025).
Menurut Irwan, rendahnya angka kunjungan ke posyandu menjadi salah satu faktor utama. Dari target yang ditetapkan, saat ini kunjungan posyandu baru mencapai sekitar 74 persen. Ia menyebut, kondisi geografis Kabupaten Parigi Moutong yang luas dan terdiri dari banyak wilayah pedesaan turut menyulitkan akses masyarakat ke layanan posyandu.
Selain itu, Irwan menyoroti kebiasaan masyarakat yang berhenti mengunjungi posyandu setelah anak mereka selesai menjalani imunisasi. Padahal, menurutnya, pemantauan tumbuh kembang anak seharusnya dilakukan hingga usia lima tahun.
“Kami mengimbau masyarakat agar tetap rutin datang ke posyandu, meskipun anak sudah selesai imunisasi. Pemantauan harus berlanjut hingga usia balita lima tahun,” jelasnya.
Ia juga meminta dukungan dari semua pihak, termasuk media, untuk ikut mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya layanan posyandu bagi pencegahan stunting.
Sementara itu, khusus di wilayah Kota Parigi, Irwan menjelaskan bahwa pelaksanaan posyandu yang digelar pada hari kerja turut menjadi alasan rendahnya partisipasi warga. Beberapa kepala puskesmas di Kota Parigi juga mengakui sulitnya mengajak masyarakat untuk hadir ke posyandu.
“Mari kita dorong kesadaran bersama. Posyandu sangat penting untuk kesehatan anak-anak kita,” tutup Irwan.